Ad Code

Rafael Benitez Jadi Bukti Merah dan Biru Tidak Bisa Bersatu



Rafael Benitez Jadi Bukti Merah dan Biru Tidak Bisa Bersatu


Berita Bola - Rafael Benitez di kalangan masyarakat Merseyside berijwa ‘merah’. Enam tahu dia berkiprah bersama Liverpool. Suatu ketika, ia didaulat jadi bos di kubu berwarna ‘biru’, Everton.


Benitez ditunjuk menjadi manajer Everton pada tanggal 1 Juli 2021. Dengan pengalaman yang dimilikinya, pria berusia 62 tahun tersebut diharapkan bisa membawa Everton terbang lebih tinggi.


Namun, kiprahnya bersama klub berjuluk The Toffees itu singkat. 22 pertandingan saja yang dilakoninya, sebelum akhirnya ia mundur dari jabatan pelatih Everton.


Selepas kejadian itu, Benitez belum menjadi pelatih lagi di klub manapun. Ia kemudian buka suara atas apa yang terjadi selama dia memegang peran manajer di Everton.


Tidak Bisa Berbuat Banyak


Benitez datang dengan sokongan penuh manajemen dan petinggi Everton. Dana besar sudah disiapkan, sekaligus untuk menuruti setiap permintaan sang manajer. Sayangnya, ia tetap tidak bisa berbuat banyak.


“Saat Everton datang dengan tawaran itu, saya tahu saya akan memberikan yang terbaik dan melakukan segalanya untuk mencoba memperbaiki keadaan," ujar dia singkat kepada Sky Sport.


“Tapi saya ‘merah’. Di Everton, saya tidak bisa melakukannya.”


Khawatir Dicurigai


Menurut Benitez, ada banyak hal yang harusnya diubah saat menangani Everton. Tetapi di tahun pertamanya bersama klub tersebut, ia tidak bisa berbuat banyak. Alasannya simpel, ia khawatir dicurigai.


“Saya menyadari sejak awal bahwa saya harus mengubah banyak hal di dalam klub. Tetapi saya tidak bisa langsung melakukannya karena saya adalah mantan The Reds,” ujar dia.


“Apapun yang saya lakukan akan dilihat sebagai, “Oh, dia datang untuk mengubah klub kami.”


Rekor Tak Impresif


Selain kecurigaan dan tidak ada sambutan sama sekali dari pendukung Everton terhadap dirinya, ia juga tidak menuai rekor yang impresif. Dari 22 laga yang sudah dijalani, hanya tujuh di antaranya yang berbuah kemenangan.


Capaian itu jelas terlihat kontras dengan apa yang sudah pernah dilakukannya dengan Liverpool dan beberapa klub besar lainnya, seperti Inter Milan, Napoli, dan Chelsea.


Rata-rata poin yang diperolehnya selama menukangi Everton hanya 1,14. Itu menjadi rata-rata poin paling rendah yang didapatkannya bersama satu klub sejak 20 tahun terakhir.

Posting Komentar

0 Komentar